Ada contoh dari seorang teman dimana ia mengeluhkan ketika ia menemukan bahwa atasannya adalah orang yang suka marah-marah, yang karena tekanan dan tanggung jawab pekerjaan justru sering menumpahkan amarahnya kepada bawahannya. Kemudian ada juga teman yang atasannya tidak pernah mau mempercayai bawahannya, sehingga segala sesuatu terutama yang berkaitan dengan pengelolaan dana ia tangani sendiri.
Terakhir .... ada teman lainnya, ketika ingin mengikuti tes untuk pegawai KPP Modern, ia tidak diizinkan oleh atasannya dengan alasan karena beliau takut kantor akan menjadi kosong karena banyak pegawai yang akan ikut tes tersebut.
Alasan yang rasanya sulit diterima nalar karena karena kalau harus ditelusuri lagi ternyata hanya sebagian kecil dari seluruh pegawai kantor yang akan mengikuti tes. Padahal bukankah ia seharusnya membiarkan bawahannya untuk maju dan bersaing secara sehat untuk meningkatkan karirnya, bukan justru mematikan langkahnya.
Maaf .... bukan bermaksud menggurui apalagi menyalahkan sikap mereka, karena bisa jadi ... ternyata ada maksud di balik sikap mereka tersebut yang tidak kita ketahui. Ya... maksud dari Allah yang bisa jadi para atasan tersebut tidak menyadari bahwa mereka telah jadi perantaranya.
Kita mungkin kesal dan mempertanyakan kenapa kita selalu dipertemukan dengan atasan yang tidak menyenangkan. Mengapa kita tidak seberuntung teman-teman kita yang mempunyai atasan yang baik. Mengapa harus kita yang ditempatkan jadi bawahannya, kenapa bukan yang lain saja. Dan seribu pertanyaan dan kekecewaan yang mungkin akan kita ungkapkan. Tapi bukankah kita harus percaya bahwa Allah telah mengatur semuanya. Karena Dia ingin agar kita belajar untuk senantiasa siap dengan segala kondisi yang mungkin tidak menyenangkan sekalipun. Agar kita bisa memperoleh pelajaran yang akan bermanfaat baik untuk saat ini maupun untuk masa depan kita kelak.
Dari contoh yang diceritakan teman-teman saya, marilah kita coba membaca, hikmah apa sih yang dapat kita ambil ??. Dalam jangka pendek .... kita mungkin akan dilatih menjadi orang yang lebih sabar, lebih bertanggung jawab, dan lebih berusaha meningkatkan kemampuan agar bisa lebih dipercaya, dan banyak hal lainnya.
Sedangkan dalam jangka panjang, hikmahnya akan terasa pada saat dimana nanti kita lah yang berada pada posisi sebagai atasan. Sebagai atasan, dan mempunyai banyak bawahan, kita menjadi tahu apa yang harus kita lakukan, kita menjadi tahu sikap bagaimana yang harus kita tampilkan, kita jadi tahu tindakan yang bagaimana yang akan menyakiti bawahan, karena bukankah ..... kita pernah mengalaminya. Dan bukankah dengan demikian kita akan menjadi atasan yang disenangi dan bahkan bisa mengayomi bawahan kita.
Ketika hati kita sakit karena dikecewakan, disepelekan, diabaikan, yakinlah bahwa sebenarnya ada makna dan hikmah dibalik itu, ada pembelajaran yang akan kita dapatkan jika kita jeli mencarinya. Dan percayalah, hikmah itu akan selalu ada, dan itu tergantung seberapa teliti kita mencarinya, dan seberapa pandai mengelolanya hingga apapun yang terjadi pada kita, kita akan memperoleh manfaatnya.
Saya ..... dan anda .... mungkin merasa beruntung masih bertemu atasan-atasan yang menyenangkan, yang bisa mengayomi, dan peduli kepada bawahan. Tapi bukankah akan lebih beruntung lagi ... jika kita juga bisa mengambil hikmah dari pengalaman yang dialami oleh rekan-rekan kita. Ya... karena hikmah dan pelajaran itu akan selalu ada .......
Romie,
dari obrolan bersama seorang Kasi.
0 komentar:
Posting Komentar